My Profile

Foto saya
Indonesia
I like to watch Japan Dorama Movies (not Japan Adult Movies) My hobby is writing and writing, basketball, and watch TV (except Dorama Indonesia[sinetron]

Sabtu, 30 April 2011

BAB 3



BAB TIGA

“Aku jalan dulu ya. Kakek dan nenek baik-baik ya di sini. Yumi akan  merindukan kalian.” Ucap Yumi sambil berusaha menahan air mata nya yang hampir terjatuh dari bola matanya yang indah. ”Semoga aku mendapat pengalaman yang indah saat di Indonesia nanti”
            
Kakek dan Nenek menangis, kemudian neneknya berkata, “Ya, semoga kamu mendapatkan pengalaman yang indah, Nenek akan selalu merindukan kamu.”
           
“Begitu juga dengan kakek, mungkin kakek enggak bakalan bisa tidur nyenyak selama kamu pergi.” tambah kakek.
             
“Sudah kek, nek. Jangan menangis lagi,” balas Yumi sedih sambil mengusap air matanya yang tidak bisa ia tahan “Yumi jadi sedih kalau kalian menangis terus. Lebih baik Yumi enggak jadi pergi deh kalau nenek dan kakek jadi kepikiran terus.”
          
“Iya kek, jangan nangis terus, kita harus memikirkan masa depan cucu kita” bujuk nenek sambil berusaha menyembunyikan air matanya.
             
“Apa? Tadi kan nenek yang nangis duluan. Jangan seenaknya menasehatiku.” balas kakek.“Sudah Yumi, kamu pergi saja, kakek udah enggak nangis kok”
            
Walaupun sebenarnya mereka tidak rela harus melepaskan Yumi. Mereka sangat menyayangi Yumi. Sejak kejadian yang menimpa cucunya itu, mereka sangat merasa iba kepadanya. Nasib cucunya yang sangat malang itu. Tapi kemalangannya akan berubah menjadi keceriaan. Bukan, lebih tepat nya, kenangan yang sangat indah. Sebuah negara yang akan membuatnya mendapatkan lebih dari sebuah pengalaman.
            
 ***
           
Sang ibu pertiwi sedang memandangi indahnya hutan-hutan yang bertebaran di berbagai pulau. Gajah…. Singa…harimau… semuanya saling mencari mangsanya agar mereka tetap hidup.
             
Pada musim hujan..para penggarap sawah berbondong-bondong untuk mengambil hasil dari jerih payah mereka. Panasnya matahari membuat para pelancong dari berbagai negara datang ke pulau Bali. Mereka menikmati sengatan matahari di pantai sambil memandangi gadis-gadis yang tidak kalah cantiknya dengan gadis dari negeri sakura.
             
Kota Jakarta pun terpilih sebagai pusat dari seluruh kota yang ada di Indonesia. Sang ondel-ondel pun menari berjoget menghibur kita yang sedang berdukalara. Menikmati indahnya kota bangsa ini membuat kita semua dapat menyadari betapa bangganya kita menjadi bangsa Indonesia.

           
“Ah, Indahnya”
             
Yumi memandangi negara Indonesia dari atas langit. Matanya terlihat berbinar-binar menatap pohon-pohon hijau yang bertebaran di jalan. ”Mengapa aku nggak terlahir di negara ini ya? Kalu saja aku terlahir di negara ini, mungkin aku enggak bakalan terkena bencana yang melanda keluargaku.
             
Gelapnya malam pun tiba. Hembusan angin yang sejuk membuat hati Yumi tenang sebelum akhirnya dia tiba di bandara ibukota tanah air Indonesia.
             
“Wahhhhhh...Akhirnya sampai juga!”
           
Yumi memandang sekelilingnya sambil mengusap-usap dadanya, kemudian dia bergumam, ”Pemandangan malam di sini bagus juga.. enggak kalah sama negaraku,” Dia pun kembali menatap sekelilingnya sambil menunggu kedatangan pamannya yang akan menjemput Yumi. ”Paman ada di mana ya? Kok lama bange…”
            
 Belum selesai Yumi berbicara, tiba-tiba datang seseorang menghampirinya sambil melambaikan tangan. Matanya besar berwarna hijau. Mukanya terlihat serius, seperti orang yang galak, walaupun kenyataannya tidak.
             
” Hai Yumi, apa kabar?”sapa pamannya tanpa tersenyum sedikitpun kepada Yumi.
            
 “Ah, paman akhir-nya datang juga.Aku sudah menunggu-mu dari tadi,Kata Yumi sambil tertawa pendek melihat pamannya sudah datang.” Aku baik-baik saja kok.”
             
“Aku sudah mendengar kabar buruk yang melanda keluargamu, tapi sebaiknya kita bicarakan hal itu nanti saja. Kamu sudah makan?” tanya pamannya yang berambut pirang itu dengan wajah tanpa senyuman.
           
“Belum.”
           
“Kalau begitu sebaik-nya kita pergi ke restoran langganan paman saja. Di situ kita bisa makan sandwich sepuasnya. Kamu suka sandwich kan?” tanya pamannya sambil menatap wajah Yumi dengan serius.
             
“Ah, aku sangat suka sandwich!” balas Yumi. “Tapi, paman enggak berubah ya, masih kaku seperti dulu. Hahaha.”
             
Apa? Aku memang sudah begini dari dulu. Hahaha.” kata pamannya yang masih bermuka serius walaupun dia tertawa.
            
 Sangat aneh, padahal dia tertawa, tapi dia tetap memasang muka nya yang serius. Tapi itulah kelebihan pamannya sehingga dia bisa menjadi seorang pemain drama yang hebat di Jepang. Dia selalu mendapat peran yang mengharuskan dia untuk memasang muka serius. Itulah, yang menyebabkan dia menjadi aneh begitu.
             
Akhirnya Yumi dan pamannya pun selesai menyantap sandwich di sebuah restoran ternama, lalu segera pulang ke rumah pamannya.
            
 “Bibi! Apa kabar?”
            
 “Hai Yumi, bibi baik-baik saja. Selamat datang di Indonesia!” balas bibi-nya yang  selalu ceria dan tidak pernah bermuka serius.
           
Sangat berbeda sekali dengan pamannya yang bertampang dingin itu. Bibinya juga seorang pemain drama yang hebat di Jepang. Bibi selalu mendapatkan peran yang mengharuskannya untuk selalu ceria. Konon paman dan bibi selalu bermain drama bersama. Tidak pernah terlihat sebuah drama yang hanya di perankan oleh paman. Demikian juga tidak pernah terlihat sebuah drama yang hanya diperankan oleh bibi. Mereka sangat kompak. Melihat hal ini, perasaan Yumi menjadi sedih. Dia teringat akan keluarga-nya yang lenyap di telan bumi. Bukan,lebih tepat- nya lenyap di telan bangunan yang runtuh.
             
“Yumi. Yumi! Kamu tidak apa-apa? Tanya bibinya yang dari tadi berusaha untuk menyadarkan Yumi. ”Dari tadi kamu diam saja, apa ada masalah. Kamu lapar?”
            
 “Oh, aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit pusing. Mungkin aku harus segera mandi lalu istirahat.”balas Yumi yang akhir-nya tersadar, kemudia bertanya kepada mereka “Oh ya, bagaimana dengan sekolah-ku?”
             
“Bibi sudah menelpon salah satu sekolah yang cukup bagus. Katanya mereka menerima kamu dengan senang hati. Apalagi kamu ini kan seorang  aktris dari Jepang.” Kata bibi-nya
             
“Ah, syukurlah. Semoga aku mendapat teman-teman yang menyenangkan!” balas Yumi senang.
            
“Baguslah kalau kamu senang. Sekarang kamu tidur gih. Supaya keadaanmu membaik. Selamat istirahat Yumi.” Kata bibi tersenyum lebar, tidak terlihat sedikit-pun wajah serius bibi dari tadi.
             
“Baik!”
           
Yumi pun mandi dan setelah itu segera tidur di sebuah kamar yang cukup luas. Kamar baru Yumi yang membuat-nya bisa melupakan kesedihan. Tapi, yang sebenarnya akan membuatnya senang akan datang dua hari lagi.
            
 Awal dari sebuah kenangan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar