My Profile

Foto saya
Indonesia
I like to watch Japan Dorama Movies (not Japan Adult Movies) My hobby is writing and writing, basketball, and watch TV (except Dorama Indonesia[sinetron]

Sabtu, 30 April 2011

BAB 1


BAB SATU


Negeri matahari menghempaskan sinarnya yang terang benderang ke tanah yang subur. Pohon-pohon yang kuat bagaikan batu karang akhirnya tumbuh dari tanah yang mendapat berkah sang raja matahari. Bunga-bunga cantik laksana permaisuri dari kerajaan negeri sakura pun perlahan-lahan menghiasi pohon-pohon yang kuat. Mungkin memang sudah  jodoh jika  membayangkan bunga tersebut adalah permaisuri, sedangkan batang pohon yang kuat itu adalah kaisarnya. Musim  semi pun tiba..burung-burung berkicau dan para malaikat meniupkan seruling kedamaian. Sang  kaisar pun menikahi sang permaisuri sehingga mereka bersatu.. akhirnya… tumbuhlah bunga-bunga yang melambangkan pernikahan suci mereka.

Bunga sakura…
            
“Betapa indahnya.”

Seorang bocah lelaki dari negara yang kaya akan sumber daya alam menatap jauh langit yang berwarna biru kelabu sambil membayangkan negeri sakura tempat para gadis cantik bersarang.

“Kapan ya aku bisa pergi ke Jepang?”matanya berkaca-kaca dan menerawang jauh. “Aku sudah bosan harus terus-menerus tinggal di Indonesia. Kalau aku terlahir di Jepang, mungkin aku akan bahagia. Enggak kayak sekarang ini.”

Wajahnya tertunduk mengenang masa lalu kesedihannya. Masa lalu yang sudah membuat dirinya berubah. Desiran angin pun menerpa seluruh tubuhnya yang tinggi itu.

“Dan.. mungkin, aku bisa bertemu kembali dengannya? Walaupun ingin kubuang jauh-jauh kenangan yang menyakitkan itu.”

Bocah itu mengusap-usap wajahnya sendiri seperti usapan kasih sayang sang ibunda kepada anaknya. Lalu…dia pun kembali merenungkan dirinya di dalam kenangan kegelapan yang menghantui dirinya.

Bocah itu bernama Reinard Putra. Saat ini, dia sudah berumur 17 tahun. Tubuhnya kurus tinggi bagai tiang listrik.Mungkin karena hobinya adalah main basket dan berenang. Dia juga gemar menulis novel roman. Dari berpuluh-puluh cerita yang dikarangnya, hanya satu yang berhasil dia terbitkan dan menjadi best seller, bahkan sampai diterbitkan ke luar negeri.

Namun, bukan itu hobi Reinard yang sesungguhnya. Saat ini dia sedang tertarik dengan bahasa Jepang. Meskipun di sekolahnya tidak tersedia perlajaran bahasa Jepang, dia dengan gigih mencari informasi dan bahan perlajaran bahasa tersebut dari media internet. Kebetulan, dia juga cukup pandai dalam pelajaran komputer. Dia sudah berulang kali ngehack website untuk belajar bahasa Jepang, bahkan mencuri beberapa bahan pelajaran yang seharus nya dibeli rata–rata seharga lima ratus ribu rupiah. Semua nya itu dia lakukan demi seseorang. Tetapi, siapa yang sudah membuat Reinard rela melakukan semuanya itu? Apakah demi seorang gadis yang sudah melukiskan sebuah kenangan indah dan pahit di hatinya?
  
“Aduh, bukan waktunya buat ngelamun kayak gini. Aku harus cepat-cepat pergi ke sekolah.”

Reinard dengan cepat memasukkan buku-bukunya ke dalam tas miliknya. Tangannya tiba-tiba terhenti ketika ingin memasukkan buku terakhir.”Astaga!Hari ini ada ujian bahasa Inggris lagi, padahal aku belum sempat menyentuh buku ini seujung jari pun.“ gumamnya panik.

Namun kepanikannya segera hilang setelah dia mengingat sesuatu. “Oh iya! Kan ada si Donny. Biasa aku juga nyontek sama dia.”

Dia pun kembali memasukkan buku ke dalam tas miliknya, kemudian segera pergi ke sekolah tanpa beban di hatinya. Mungkin karena Donny akan membantunya.
             
Reinard sangat akrab dengan  Donny. Mereka selalu berbagi cerita, canda, dan tawa. Bahkan ketika Donny sedang patah hati pun, Reinard lah yang selalu setia mendengar curhatannya. Dia berhasil mendapatkan wanita idamannya itu pun berkat Reinard. Reinard lah yang selalu membantunya kalau Donny lagi patah hati maupun jatuh hati. Sebagai balasannya, Donny membantunya setiap kali ada ulangan bahasa Inggris. Benar-benar sahabat sejati kan?
            
 Sesampai nya di sekolah, Reinard masih punya waktu lima menit sebelum ujian di mulai. Dia pun mendekati Donny dan membujuknya agar dia mau membantu dirinya saat ujian bahasa Inggris.
             
“Apa? Kamu belum belajar sama sekali Rein?” tanya seorang berkulit agak hitam dan bertubuh kerdil.“Itu sih urusan-mu. Salahmu sendiri belum belajar, aku enggak bakal membantumu!”         
             
“Ah, jangan gitu dong Don. Kamu kan sahabatku,” bujuknya ”Lagipula, aku kan pernah membantumu buat ngedapetin cewek yang kamu incar–incar itu.” tambah Reinard untuk mengubah pikiran Donny agar dia mau membantunya. Reinard memang selalu menggunakan cara ini untuk membujuk Donny. Kata-kata Reinard seakan alat hipnotis bagi diri Donny.
             
“Huh! Yasudah lah, aku bantu. Tapi lain kali aku enggak bakal membantumu lagi. Makanya belajar dong .”ucap Donny dengan kesal, tetapi dia selalu merasa behutang budi kepada Reinard.
             
 “Kalau enggak ada Reinard, sampai sekarang aku masih jomblo.”pikirnya dalam hati sambil menatap wajah memelas temannya yang berubah senang itu.
            
 “Aku enggak tertarik dengan bahasa Inggris sih, aku cuma tertarik sama bahasa Jepang.” balas Reinard. Dia selalu mendapat nilai terburuk dalam setiap ulangan bahasa inggris. Sebenarnya sih tidak juga, karena dia selalu menyontek kepada Donny.
             
“Oh iya, ngomong–ngomong Rein. Bagaimana kabar cewek manis itu? Kamu masih berhubungan sama dia?” tanya Donny.
             
“Siapa ya?” tanya Reinard pura–pura tidak tahu sambil menatap lurus ke arah papan tulis kelasnya.
             
“Jangan pura–pura enggak tahu deh, itu loh cewek yang bikin kamu tergila–gila sama Jepang. Kamu kan belajar bahasa Jepang juga gara–gara dia”sela Donny sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
             
“Oh…” Reinard terdiam sejenak sebelum akhirnya dia menghela nafas, lalu menjelaskan” Sudah enam bulan dia enggak pernah kirim email untukku, kayaknya dia sudah melupakanku.”aku Reinard tanpa menatap Donny.
           
Donny pun merasa iba menatap temannya itu. Bel sekolah pun akhirnya berdentang keras tanda mulainya ujian. Namun, raut wajah Reinard masih menunjukkan kesedihan yang sangat mendalam.
            
 “Begitu? Sudah lah sabar saja, mungkin dia lagi sibuk. Dia kan seorang artis di Jepang sana. Tapi beruntung sekali ya kamu bisa dekat dengannya. Bagaimana kamu bisa dekat dengannya?” tanya Donny heran.
             
Reinard tidak menjawab. Dia hanya terdiam sambil mengenang kembali masa-masa yang indah serta pahit itu. Jam di dinding pun seolah berhenti sambil menatap Reinard. Bisingan suara dari sekolah pun tidak dapat didengar olehnya. Sekolah yang sudah dan mungkin akan selamanya menjadi kenangan indah Reinard.
           
Ya, masa–masa yang sangat indah…
             
Seandai nya aku bisa mengulang kembali masa-masa yang penuh kenangan itu…
             
Seandainya aku bisa kembali ke masa-masa itu….
           
 Aku ingin waktu berhenti saat itu juga…
           
 Memelukmu dan merangkulmu…
             
Memberikan yang terbaik untukmu…
           
Menatap senyum di wajahmu…
            
 Tapi…
             
Segalanya sudah berubah…
             
Mungkinkah sudah saatnya…
             
Untuk melupakanmu?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar