My Profile

Foto saya
Indonesia
I like to watch Japan Dorama Movies (not Japan Adult Movies) My hobby is writing and writing, basketball, and watch TV (except Dorama Indonesia[sinetron]

Sabtu, 30 April 2011

BAB 2


BAB DUA

Dua tahun yang lalu, Di Jepang.
           
Gempa bumi yang sangat dashyat melanda Jepang bagian utara. Para rakyat saling melebur untuk menyelamatkan diri bersama keluarga mereka. Ada yang tertimbun puing-puing bangunan, ada yang tertimpa kerasnya batang pohon, bahkan anak kecil yang tak berdosa pun ikut menjadi korban. Untung sebagian dari dinding rumah mereka ada yang terbuat dari kertas sehingga tidak terlalu memakan banyak korban.
          
Jepang memang merupakan salah satu negara  yang cukup terkenal akan gempanya. Hampir saja seorang aktris cantik dari Jepang meninggalkan dunia. Sayangnya, dia tidak sempat menyelamatkan keluarganya. Keluarga yang sangat dicintai nya harus meninggalkan dia seorang diri. Seorang Aktris yang baru memasuki usia 15 tahun.
            
 Yumi Tamaki, seorang aktris yang malang. Badan nya agak kurus, namun sangat bagus untuk menjadi seorang model dan aktris. Dia memiliki rambut lurus serta poni yang rata, bola mata berwarna coklat indah, dan sangat cantik sehingga membuat para fans nya tergila-gila padanya. Tapi Yumi tidak sombong , dia selalu menyempatkan waktu nya untuk berkumpul bersama para fans nya. Dia juga selalu ceria. Dia pun sangat sayang pada kedua orang tua serta kakaknya yang juga seorang model. Tapi keceriaan itu harus terenggut sejak kejadian pahit itu. Kejadian yang telah mengubah hidupnya.
             
Kini dia tinggal bersama kakek dan neneknya di Osaka, bagian selatan Jepang. Untungnya, Nenek Yumi sangat sayang kepadanya. Ketika Yumi masih berumur tiga tahun, dia dirawat oleh neneknya sampai dia menjadi balita. Kini, Yumi selalu membantu neneknya memasak dan mencuci pakaian jika Yumi sedang tidak sibuk dengan jadwal shooting film.
             
“Yumi, nenek tahu kamu masih bersedih hati karena gempa yang menimpa keluargamu satu tahun yang lalu itu,“bujuk nenek menenangkan nya.“ Tapi nenek punya ide. Bagaimana kalau untuk sementara ini kamu tinggal di Indonesia?”
             
“Apa? Indonesia? “ tanya Yumi sambil berusaha untuk tidak terlihat sedih walaupun matanya masih berkaca-kaca.
             
“Ya, mungkin kalau kamu pergi dari sini, kamu bisa menenangkan dirimu.” balas nenek nya sambil tersenyum lebar.
             
“Tapi kenapa harus Indonesia?” tanya Yumi heran. “Bukankah masih banyak negara lain yang bisa aku datangi? Seperti Amerika atau negara-negara di Eropa? Bagaimana kalau Prancis saja? Aku sangat suka sama roti Prancis “ tambahnya.
             
“Ya, nenek tahu. Tapi nenek rasa, suasana di Indonesia bisa membuat kamu tenang. Lagipula kamu udah enggak perlu belajar bahasa Indonesia lagi,”ujar neneknya. Neneknya menatap Yumi sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya “Kamu kan sudah pernah kursus bahasa Indonesia selama satu tahun untuk syuting film. Betul kan?”
             
“Hmmm, iya juga sih. Aku rasa menarik juga tinggal di Indonesia. Aku sangat suka penduduk di sana. Mereka ramah-ramah” kata Yumi sambil memikirkan suasana di Indonesia dulu. Tapi aku sama sekali tidak tahu banyak tentang negara itu. Aku harus tinggal di mana nanti?”
             
“Kebetulan paman dan bibi kamu sedang berada di Jakarta sekarang, bagaimana kalau kamu tinggal bersama mereka?“tanya nenek.“Aku rasa mereka tidak akan keberatan untuk menampung kamu. Untuk biaya sekolah di sana,biar nenek yang kirimkan kepada paman. Bagaimana?”
            
“Jakarta? Aku belum pernah ke Jakarta.” balas Yumi “Pada saat aku ke Indonesia, aku syuting film di Bali. Tapi aku dengar- dengar Jakarta itu ibukota nya Indonesia ya nek? Sama seperti Tokyo?”
             
“Ya, sama seperti Tokyo. Aku rasa ini keputusan yang bagus,” kata nenek nya ”Apalagi sekarang negara kita ini sedang kacau balau semenjak gempa yang dashyat itu. Jadi bagaimana? Yumi Setuju?”
             
“Aku mengerti! Aku akan pergi ke Indonesia. Semoga ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan.” balas Yumi dengan senang seakan-akan dia sudah bisa melupakan bencana yang sudah di alaminya. ”Dan semoga aku akan mendapatkan teman yang baik di sana.”
             
Ya, dia memang akan mendapatkan seorang teman yang sangat baik di sana. Oh, rasa nya tidak cocok jika dibilang “teman”. Lebih tepatnya “teman sepermainan”.
             
“Jadi kapan aku akan berangkat ke Jakarta nek?” tanya Yumi tidak sabar
             
“Secepatnya,” balas nenek “ Nenek akan mengabari paman dan bibimu dulu, siapa tahu mereka tidak setuju. Hahahaha.” Nenek pun tertawa sambil menunjukan giginya yang tinggal dua itu. “Oh ya, nenek juga akan mengurus segala hal yang berhubungan dengan karirmu. Yoshiki Tetsuyama, manajermu itu pasti akan bersedia membantu. Tapi tenang saja, nenek  bakal kasih tahu ke Yoshiki supaya dia jangan bilang kepada publik kalau kamu lagi pergi ke Indonesia. Penggemarmu itu kan ekstrim-ekstrim!”
           
“Baik! Aku mohon bantuannya ya nek. Jangan sampai para penggemarku menangis.” ucap  Yumi sambil tertawa seakan-akan diri nya yang dulu sudah kembali ke dalam jiwa dan raganya.
             
Ya, diri nya yang selalu ceria, ramah dan disenangi semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar